Pages

Thursday 11 February 2021

2. Capung

    Lagi musim hujan, jadi wajar kalau cucian baju numpuk dan jemuran apek. Aku bukan mau cerita tentang cucian, bukan. Tapi tentang teman kecil yang makin aku besar, dia makin susah ditemui. Yep, si capung. Sekitar 10-15 tahun lalu, kalau musim hujan tiba, di mana angin sawah berhembus kencang, capung-capung bertebaran kayak semut yang baru bubar dari sarang. 

    Ada capung yang badan dan sayapnya tipis dan raping, ingin sekali bisa nangkap tapi doi adalah capung yang paling susah ditangkap, selalu siaga terus. Capung jarum ini atau 'dom' buat bahas sini biasanya aku temui di rumput-rumput yang tumbuh pinggir sungai.

sumber: mongabay
sumber: mongabay

    Sekalinya main-main di tepi sungai bukan hanya si dom yang nampak, biasanya ada jarum yang kecil dan sampai saat ini aku cuma baru nemuin dua warna, merah dan kuning. Namanya apa? aku ngga tau. Ukurannya kecil, setengah dari ukuran capung biasanya, ada juga capung warna merah dan kuning yang ukurannya sama dengan capung biasa hanya saja tekstur kulit yang besar ini lebih lunak dari yang kecil.

    Sebenarnya masih banyak lagi, capung-capung yang mau aku kenalin, tapi aku punya dua capung yang spesial buatku, pertama capung lebah. Kenapa lebah, karena saat aku lihat sayapnya, dia seperti memiliki dua pasang sayap tambahan yang warnanya kuning seperti lebah. Kenapa spesial? karena dulu pun capung ini jarang ditemui, di lingkunganku pun belum tentu orang-orang pernah lihat capung ini. 

sumber:b2p2vrp-salatiga

    Satu lagi yang spesial itu adalah capung pelangi, jadi kalau kamu lihat sayapnya, kamu bisa lihat pelangi. Tekstur kulitnya lunak mirip si capung merah besar, bedanya hanya pelangi saja. Seperti apa ya? Kebetulan tadi pagi lihat dia di pohon srikaya tetangga hehe

sumber: koleksi pribadi





No comments:

Post a Comment