Aku
"Kalau hanya hari-hari sepi yang terkucilkan, aku sudah terbiasa. Tapi merasa dikecewakan oleh orang paling kupercayai , aku tidak sanggup. Bahkan hanya untuk menatap matanya kembali" Hana menggumam.
"Apa maksudmu?" kata Dimas.
"Yahh, aku katakan pun kau tidak akan mengerti"
"Kenapa kau selalu menggumamkan sesuatu yang tidak aku pahami? jika ada sesuatu yang perlu, katakan saja. Apa susahnya?"
"Mengapa kau selalu bertanya?"
"Aku bosan mendengar racauanmu yang tidak jelas seperti itu, aku kan tidak bisa membaca pikiran, mana bisa aku tahu apa maumu kalau kau sendiri diam melulu"
......
Hana terdiam mendengar kejujuran Dimas. Yahh tidak ada yang salah dari apa yang diucapkan Dimas itu, mungkin Hana memang tidak pandai bicara dan tidak mudah mengatakan apa yang dia mau. Tapi sebelumnya tidak seperti ini. Mungkin Hana hanya ingin Dimas lebih jujur, tentang apa yang sudah Ia perbuat padanya.
"Apa maksudmu?" kata Dimas.
"Yahh, aku katakan pun kau tidak akan mengerti"
"Kenapa kau selalu menggumamkan sesuatu yang tidak aku pahami? jika ada sesuatu yang perlu, katakan saja. Apa susahnya?"
"Mengapa kau selalu bertanya?"
"Aku bosan mendengar racauanmu yang tidak jelas seperti itu, aku kan tidak bisa membaca pikiran, mana bisa aku tahu apa maumu kalau kau sendiri diam melulu"
......
Hana terdiam mendengar kejujuran Dimas. Yahh tidak ada yang salah dari apa yang diucapkan Dimas itu, mungkin Hana memang tidak pandai bicara dan tidak mudah mengatakan apa yang dia mau. Tapi sebelumnya tidak seperti ini. Mungkin Hana hanya ingin Dimas lebih jujur, tentang apa yang sudah Ia perbuat padanya.
0 comments:
Post a Comment