Sunday 28 March 2021

Bu Guru

Tk di kampungku berdiri sejak tahun 2014, baru lulus nomor ijin resmi tahun 2021. Ada 4 guru perempuan yang suka rela mengajar anak-anak didik disana. Apa yang diajarkan? Tentu cara membaca Al-quran yang diutamakan ditambah baca huruf latin dan menghitung, itu pokoknya dan belum tambahan lainnya.

Ada berapa jumlah siswanya? Untuk kelas A ada 31 siswa dan kelas B ada 18 siswa. 

Berapa iuran bulanan siswa? 25K per bulan

Dari mana gaji guru? Dari bulanan siswa tentunya, sekitar 200-250 ribu perbulan. Itu pun kalau wali siswa bisa melunasi, kalau tidak? Yasudah.

Thursday 11 February 2021

2. Capung

    Lagi musim hujan, jadi wajar kalau cucian baju numpuk dan jemuran apek. Aku bukan mau cerita tentang cucian, bukan. Tapi tentang teman kecil yang makin aku besar, dia makin susah ditemui. Yep, si capung. Sekitar 10-15 tahun lalu, kalau musim hujan tiba, di mana angin sawah berhembus kencang, capung-capung bertebaran kayak semut yang baru bubar dari sarang. 

    Ada capung yang badan dan sayapnya tipis dan raping, ingin sekali bisa nangkap tapi doi adalah capung yang paling susah ditangkap, selalu siaga terus. Capung jarum ini atau 'dom' buat bahas sini biasanya aku temui di rumput-rumput yang tumbuh pinggir sungai.

sumber: mongabay
sumber: mongabay

    Sekalinya main-main di tepi sungai bukan hanya si dom yang nampak, biasanya ada jarum yang kecil dan sampai saat ini aku cuma baru nemuin dua warna, merah dan kuning. Namanya apa? aku ngga tau. Ukurannya kecil, setengah dari ukuran capung biasanya, ada juga capung warna merah dan kuning yang ukurannya sama dengan capung biasa hanya saja tekstur kulit yang besar ini lebih lunak dari yang kecil.

    Sebenarnya masih banyak lagi, capung-capung yang mau aku kenalin, tapi aku punya dua capung yang spesial buatku, pertama capung lebah. Kenapa lebah, karena saat aku lihat sayapnya, dia seperti memiliki dua pasang sayap tambahan yang warnanya kuning seperti lebah. Kenapa spesial? karena dulu pun capung ini jarang ditemui, di lingkunganku pun belum tentu orang-orang pernah lihat capung ini. 

sumber:b2p2vrp-salatiga

    Satu lagi yang spesial itu adalah capung pelangi, jadi kalau kamu lihat sayapnya, kamu bisa lihat pelangi. Tekstur kulitnya lunak mirip si capung merah besar, bedanya hanya pelangi saja. Seperti apa ya? Kebetulan tadi pagi lihat dia di pohon srikaya tetangga hehe

sumber: koleksi pribadi





Thursday 24 December 2020

1. Croissant

 Aku duduk di kursi cafe lantai dua itu, menghadap jalan yang masih ramai lalu lalang di saat malam sudah tak muda lagi. Petikan gitar yang kadang sendu kadang tidak menemani mereka, para pembaca puisi di malam minggu yang syahdu ini menghidupkan suasana. Sepiring kentang goreng, croissant dan es coklat terasa begitu sempurna ditambah sepoyan angin yang sepertinya akan membawa hujan sebentar lagi.

Aku menengok ke kanan dan ke belakang, hampir semua meja penuh, tapi ohh hanya aku sendiri yang duduk sendirian. Remang-remang lampu di lantai dua membawa kesan romansa bagi para jiwa muda, kadang kumendengar bisikan cinta, kadang candaan penuh manja. Ah, aku salah pilih kursi.

Di mejaku tersisa separuh kentang goreng dan  es coklat yang hampir habis, croissantku entah sudah kemana saat tiba-tiba seseorang menaruh gelas di mejaku. Dia duduk, tanpa permisi, bersandar dan sambil menyeruput kopinya sesekali. Tanpa berbicara hanya menatap jalan di bawah sana. 

Siapa dia?

Sunday 29 November 2020

Aku dan Kamu itu Nggak Sama


"Udah sabar aja, baru gitu doang kok ga kuat, udah ngeluh aja, aku aja dulu ngga gt kok...."

"Jalani aja dulu, sabar, segini mah kecil..."

"Kalau segini aja kamu udah ga kuat, ke depan mau gimana? Mending mundur aja sekalian kalau gitu si."


Wahai saudaraku yang kucintai, pernahkah kamu mengalami keadaan atau situasi yang menyedihkan atau membingungkan yang membutuhkan telinga dan pundak orang terdekat kamu untuk dijadikan sebagai sandaran dan penenang?

Tapi bukan ketenangan yang diharapkan tapi malah kata-kata yang sedap seperti menabur garam pada luka?

Ya, pasti ada yg berkata seperti itu. Secara mengerti atau tidak mengerti orang tersebut dg kalimat yg diucapkan tetap hasilnya sama, menyakitkan :D

Kalau kata orang toleransi rasa sakit fisik setiap orang itu berbeda, itu fisik yang keliatan, apalagi rasa sakit hati, pikiran atau mental yang ngga keliatan rupanya. Iya ngga?

Buatku yg pernah ngalamin ngekos di Depok, uang 200 ribu itu bisa buat makan 2 minggu. Tapi bisa jadi malah kuat sampe sebulan buat yang ngekos di Jogja (?) Atau malah sehari aja ngga cukup buat salah satu temen sekelas kalian sendiri.

Setiap orang itu terlahir sama, sebagai manusia. Tapi, hati kita memiliki rasa yang berbeda. Otak kita memikirkan cara dengan cara uniknya masing-masing. Mental kita diasah dengan kesulitas yang berbeda.

Bagai matahari senja yang sama, dilihat oleh orang yang berbeda dari tempat yang berbeda maka keindahannya pun akan berbeda~





Friday 30 October 2020

Melihat dari luar zona nyaman

 "Coba deh keluar dari zona nyaman", pernah ngga dengar kalimat seperti itu? Atau "hidup jangan melulu ada di zona nyaman dong"? 

Intinya sama saja ya, mengisyaratkan bahwa untuk bisa hidup lebih baik itu dengan keluar dari zona nyaman.

Benar ga sih?

Ampuh ngga cara tersebut?

Bagimu zona nyaman itu apa sih?

Kalau bagiku zona nyaman itu kondisi di mana aku bisa lebih enjoy mengembangkan diri. Tau kapan harus maju atau mundur. 

Menilai tentang zona nyaman  itu sama seperti melihat apakah orang itu ganteng atau tidak, semua itu relatif dari selera dan sudut pandang.

Tapi bagaimana bagi yang masih ngawang-ngawang? Atau yang masih bingung dengan posisi diri sendiri?

Aku ngga yakin apa semua orang mengalami krisis identitas ini atau hanya sebagian saja. 

Tapi aku yakin semua orang punya ekspektasi tertinggi untuk dirinya sendiri, ada yang jadi nyata atau realitas yang terjadi tidaklah sama.

Mungkin juga sebagaian akan tersandung pada satu titik "aku sebenernya maunya apa sih?" atau "masa hidup mau gini-gini aja". Lalu bagaimana caranya untuk membuat diri kita back to track lagi? 


Bagiku, disini adalah titik terendah yang pernah dialami. Kenapa? Kurangnya rasa puas membuatku kurang bersukur. Kurangnya rasa bersukur membuatku salah arah dan mengantarkanku ke salah-salah yang lainnya. Tapi salah-salah tersebut menjawab semua kegalauan yang membuatku hilang arah sebelumnya. Bisa dikatakan, benar bahwa aku harus keluar dari zona nyaman dulu dan berperan sebagai orang ketiga untuk melihat betapa sempurnanya hidupku sebelumnya dan betapa kurangnya moralku sebelumnya. 

Dari salah-salah tersebut aku bisa melihat dunia lebih luas lagi, sudut pandangku tidak ladi menyudutkan pola pikirku. Aku menyadari betapa dalamnya lautan setelah aku tenggelam di dangkalnya danau buatan. 

Dengan hasil akhir yang memuaskan walau prosesnya yang cukup menyedihkan, akhirnya aku tau posisiku di mana dan aku tau aku harus bagaimana. 

I paid a year and half time to answer those questions. Thank you my dear self muachhh..

Friday 5 October 2018

Ramahnya Kota Jogja

Menghabiskan waktu 2 hari 1 malam rasanya tidak cukup untuk menelusuri indahnya kota Jogja. Sebelum ke sana ada baiknya membuat daftar prioritas lokasi-lokasi mana saja yang harus di kunjungi.

Jogja dikenal sebagai kota pelajar dan betul di sana banyak sekali perguruan tinggi, walaupun populasi anak muda di sana jadi lebih banyak serta ditambah pula banyaknya wisatawan asing yang mampir ke jogja tetap menjadikan jogja tempat yang ramah terhadap pejalan kaki, pengguna sepeda dan pengendara kendaraan bermotor. 

Selama 2 hari di jogja, hanya sekali menemukan jalan macet itu pun karena memang sedang acara wisuda di salah satu kampus di daerah itu. Macetnya pun tak lama. Rasanya bikin iri saja denganku yang kuliah di kota super macet dulu. 

Di pusat kota Jogja juga jarang ditemui mobil-mobil besar seperti bis dan teman-temannya, entah itu peraturannya atau apa, juga tidak ada angkot yang ada hanya bis trans jogja yang tidak beroperasi sampai malam. Kalau di Jakarta ada jalan alternatif untuk menghindari jalan yang sedang ada pembangunan jalur MRT, di jogja ada jalur alternatif sepeda bagi yang mau memotong jalan. Maklum, selama di sana, banyak sekali menemukan persimpangan dan lampu merah. Lampu merahnya hampir 40 detik sedangkan lampu hijaunya paling 20 detik. Lumayan bisa bikin kulit makin gelap karena panasnya matahari jogja di siang hari. 

Sebelumnya ini tidak ada maksud rasis atau apa ya, karena setiap wilayah punya ciri khas masing-masing. Jogja itu ramah-ramah sekali penduduknya, mungkin karena didukung dengan logat kromo inggil yang halus juga. Karena kalau orang yang tidak paham bahasanya, mereka marah pun kita tidak akan merasa. Kemarin ada ibu-ibu yang bisa dibilang agak jutek, tapi karena bahasanya halus jadi tidak terlihat :D 

Sepertinya pusat Jogja ini seluruhnya adalah kawasan wisata ya, jarak antara satu tempat wisata dengan tempat lainnya berdekatan tapi kalau tidak bawa kendaraan sendiri ya lumayan harus ada anggran tambahan untuk naik becak atau delman berkali-kali.

Tuesday 18 September 2018

Taman Bunga Begonia


Bandung, salah satu kota yang dekat dengan ibu kota Jakarta, kota sejuk yang memiliki berbagai macam tempat yang bisa dijadikan tujuan rekreasi. Salah satunya adalah taman bunga Begonia, terletak di kawasan lembang, Bandung. Taman bunga tersebut tidak terlalu luas, mungkin hanya setengah luas lapangan bola di komplek rumah. 

Waktu yang tepat rasanya saat mengunjungi taman tersebut dikala musim hujan. Bunga-bunga sedang pada masa berbunga walau sesekali gerimis datang. Taman tersebut dibagi menjadi beberapa bagian, ada kebun bunga rumah kaca yang tertutup sepenuhnya oleh plastik, ada kebun yang hanya diberi atap plastik dan ada pula kebun bunga yang langsung terkena cahaya matahari. Jenis bungnya bermaca-macam, mulai dari bunga yang umum kita lihat di rumah-rumah atau penjual bunga. Jika pengunjung ingin merasakan bagaimana memetik bunga dan sayuran, mereka juga menyediakan kebun sayuran dan bunga yang khusus untuk dipetik dan dibeli oleh pengunjung secara langsung.

Selain taman, di situ ada saung-saung kecil yang bisa digunakan pengunjung untuk berfoto, pengunjung juga bisa memakai topi anyaman rotan sebagai aksesoris secara gratis. Ada miniatur taman kurcaci, serta miniatur-miniatur lainnya yang bisa pengunjung manfaatkan sebagai ajang swafoto. Jika pengunjung ingin melakukan kegiatan seperti reuni atau sekadar kumpul-kumpul, pengunjung bisa menyewa salah satu saung yang disediakan mereka. Atau saat pengunjung merasa haus dan lapar, pengunjung bisa duduk di cafe yang bernuansa classic dengan minuman hangat sebagai menu favoritnya.

Jika pengunjung mencari oleh-oleh untuk dibawa pulang dari taman tersebut, mereka menyediakan toko kusus yang menjual berbagai macam bibit bunga dan tanaman holtikultura, berbagai macam pot, serta kerajinan lainnya. Fasilitas umum dan tempat sholat juga disediakan.
Dilihat dari segi kebersihannya, taman Begonia itu bersih sekali. 

Untuk biaya masuknya dibedakan antara orang dan kamera. Jadi jika pegunjung membawa kamera DSLR akan dikenakan biaya untuk ijin masuk kameranya. Taman begonia juga bisa dijadikan tempat untuk acara post-wedding hehe

Selamat berlibur~~
Powered by Blogger.

Pages