Dialog Pewayangan
Artikel di bawah ini merupakan salah satu tugas untuk membuat artikel yang lebih santai untuk dibaca. Sumber artikel berasal dari artikel yang diberikan oleh tim penulis dari Kemensesneg.
Bukit Investasi
Suatu hari Unyil bertemu dengan pak
Raden. Mereka berbincang-bincang mengenai Negara mereka yang konon katanya
sedang meningkatkatkan kinerja ekspor, impor dan investasi.
A :“ Nyil, kamu tahu ngga kalau
pemerintah Indonesia terus berusaha naikin
kinerja ekspor?”
B
:“ Nggak tahu tuh pak Raden. Emang caranya gimana?
A :“ Jadi gini Nyil, lewat satu strategi
yaitu dengan membuka banyak jalur perdagangan di forum multilateral (hubungan
dengan banyak Negara), bilateral (hubungan dengan dua Negara) dan regional
(daerah), strategi ini disebut dengan istilah multitrack strategy. Buktinya karena ada perjanjian-perjanjian
antara Indonesia dengan Negara lain, seperti pada periode 2004 – 2009 ketika
adanya perjanjian ASEAN – Japan Comprehensive Economic Partnership
(AJCEP), ASEAN – Korea FTA (AKFTA),
ASEAN – China FTA (ACFTA), ASEAN – Australia – Selandia Baru FTA (AANZFTA) dan
ASEAN – India FTA (AIFTA). Bahkan
Indonesia berhasil menandatangani perjanjian Indonesia – jepang EPA (IJEPA).
Kemudian pada tahun 2010 – 2013 telah dihasilkan pula dokumen perjanjian
perdagangan International sebanyak 907 dokumen.”
B : “ Oh jadi caranya gitu ya Pak Raden,
Unyil baru tahu.”
A : “ terus, selama masa Pemerintahan
SBY ini tercatat bahwa nilai ekspor yang semula dari 71,5 miliar dolar naik
hingga 203,4 miliar dolar, berarti nilai ekspor tersebuat mengalami peningkatan
hampir 300% jika dibanding dengan periode – periode sebelumnya. Mari kita
lihat, nilai ekspor periode 2004 – 2013 naik hingga tiga kali lipat dibanding
periode 1999 – 2004 dari 48,6 - 71,5 miliar dolar. Sedangkan kalau kita lihat
dari nilai impornya dari tahun 2004 – 2013 tercatat dari 46,5 - 191,6 miliar
dolar.”
B : “ Wihh, kita kaya banget dong Pak Raden?”
A : “ Tentu. Coba kita bayangkan, dari
bidang perdagangan dan perhotelan saja telah menyumbang sekitar 16 – 18 persen
dari total Produk Domestik Bruto (PDB).
B
: “Lho? Produk Domestik Bruto? Apa itu?”
A: “Produk Domestik Bruto itu nilai pasar semua barang dan jasa yang diproduksi oleh
suatu negara pada waktu tertentu. PDB merupakan salah satu metode untuk
menghitung pendapatan nasional.”
B :
“Oh, iya, paham pak, paham.”
A : “Ada
lagi nih, nilai PDB tercatat telah meningkat dari Rp. 239,9 triliun pada tahun
2004 menjadi Rp. 400,5 triliun pada tahun 2012, sementara hingga triwulan
III-2013 nilai PDB sektor perdagangan mencapai Rp. 371,7 triliun.”
B : “Tapi,
mengapa masih ada saudara kita yang hidupnya masih dalam kesusahan? Padahal kan
Negeri ini kaya Pak Raden?”
A : “
Karena, menurut Pak Raden, kita ini masih kaya kursi yang kakinya kurang satu
lho Nyil.”
A : “ Tunggu
dulu, saya belum selesai cerita. Tidak hanya bidang ekspor dan import,
pemerintah melalui Kementrian Perdagangan (Kemendag) juga terus memaksimalkan
sektor usaha kecil dan menengah dengan memberdayakan Pasar Tradisional dan
membangun gudang dengan sistem Resi Gudang. “
B : “Haduh,
apa itu Resi gudang Pak Raden?”
A : “Resi
Gudang adalah dokumen bukti kepemilikan barang yang disimpan di suatu gudang
terdaftar secara khusus yang diterbitkan oleh pengelola gudang itu. Sejak tahun
2005 hingga 2013 kemendag telah memfasilitasi pembangunan atau renovasi 2. 758
pasar tradisional dengan menelan dana Rp. 4,01 triliun. Selain itu, kemendag
juga telah membangun 89 gudang baik menggunakan dana APBN pusat, dana dekonsentrasi maupun stimulus fiksal dengan
total anggaran Rp. 358,25 miliar. Dana dekonsentrasi yaitu dana yang berasal dari APBN yang dilaksanakan oleh Gubernur sebagai wakil pemerintah yang mencakup semua penerimaan dan
pengeluaran dalam rangka pelaksanaan dekonsentrasi, tidak termasuk dan yang dialokasikan untuk instansi
vertikal pusat di daerah.”
A : “Dengan
kepercayan dari tiga lembaga pemeringkat internasional yang menempatkan
Indonesia sebagai Negara layak investasi (investment grade) mmbuat Indonesia mengalami
peningkatan yang cukup pesat dalam bidang investasi. Buktinya, nilai investasi
pada tahun 2009 tercatat Rp. 135 triliun
naik 313,2 triliun pada tahun 2012 dan tahun 2013 hampir mencapai Rp. 400
triliun atau tepatnya Rp. 398,6 triliun.”
B : “Terus,
Negara mana yang mau investasi ke Negara kita, Pak Raden?”
A : “Jepang
dan Amerika adalah dua Negara investor terbesar di Indonesia man, bahkan banyak
perusahaan – perusahaan dari Negara tersebut akan melakukan ekspansi ke
Indonesia. Sektor – sektor yang menjadi incaran investor adalah sektor
komunikasi, transportasi, mineral, otomotif, perdagangan dan retai, consumer
goods, serta pariwisata. Banyak kan?
A : “Terus,
Indonesia melalui Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKMP) terus menggenjot
investasi dengan memberikan kemudahan usaha seperti yang telah dilakukan saat
ini serta melanjutkan reformasi pelayanan pembuatan izin satu atap bersama-sama
pemerintah daerah dengan sistem reward
and punishment. Kemudian langkah berikutnya adalah melakukan finalisa sektor
usaha yang terbuka bagi dunia internasional atau Daftar Negatif Investasi (DNI)
yang diharapkan segera selesai dalam waktu dekat ini. Selain itu mempromosikan
nilai tambah Sumber Daya Alam, menjadikan basis produksi manufaktur, dan
menumbuhkan industri berkualitas pada sektor jasa. Pemerintah juga mendorong
perbaikan hubungan industrial untuk menciptakan iklim usaha yang nyaman dan
dinamis serta perbaikan jaringan infrastruktur dalam Konsep kerjasama
Pemerintah dan Swasta (KPS) sebagai instrument pendanaan infrastruktur yang
paling efektif.”
A : “Inilah
sebagian kecil usaha yang dilakukan oleh pemerintah untuk mencoba memajukan
Negara kita, Indonesia. Sebuah rumah tidak akan bisa dibangun jika hanya mempunyai
satu sisi bukan?
B : “Iya Pak
Raden, sekarang Unyil paham”
0 comments:
Post a Comment