Sunday 21 September 2014

Ladang Garam

Perusahaan Asing Masuk ke Kampungku

           Libur semester dua ini aku pergi ke ladang garam, hal yang sudah biasa aku lakukan saat libur. Letaknya tak jauh dari rumahku, cukup perjalanan setengah jam dari rumah menggunakan sepeda motor, karena rumahku memng berada di daerah pantura, Indramayu.
           Tapi, kali ini ada yang berbeda dengan tempat yang biasa aku lihat. Ladang garam, kawasan luas dengan petakan-petakan Kristal garam yang putih, kini terpagari oleh barisan pagar besi yang tinggi dan panjang. Entah seberapa luasnya wilayah yang terpagari olehnya.
           Menurut saudaraku yang sedang mengolah lahan di daerah tersebut, pagar itu sudah ada sekitar tiga bulan yang lalu. Lahan tersebut ternyata di sewa oleh orang India.
Entah untuk apa lahan tersebut, tapi menurutku lama-kelamaan lahan yang disewa tersebut akan diambil alih secara perlahan oleh penyewa tersebut. Daripada di sewa, lebih baik digarap sendiri, menurutku. Bagaimana tidak.
           Di daerahku jarang hujan, sedangkan garam hanya ada saat hujan tidak ada. Berarti lebih dari setengah tahun lahan tersebut digunakan sebagai ladang garam. Garam dipanen seminggu dua kali, garam yang dihasilkan sekali panen bisa berton-ton tergantung luas lahan. Satu kilo garam mulai dari Rp.200 hingga Rp.1000 paling mahal. Hal tersebut akan terus berulang sampai musim penghujan tiba. Namun, apabila sedang musim hujan lahan tersebut berubah menjadi tambak ikan atau udang.

Related Articles

0 comments:

Post a Comment

Powered by Blogger.

Pages