Wednesday 24 September 2014

Puisi: Karawang-Bekasi

            Karawang - Bekasi



        Aku suka puisi, aku juga punya penyair atau penulis favoritku. Diantaranya ada Chairil Anwar yang puisi-puisinya tegas, kata-katanya tajam dan berani serta Taufik Ismail yang karyanya lembut dan isinya lebih implicit dari karya Chairil. Aku pernah ikut beberapa kali lomba puisi dan yang terakhir aku membawa puisiku sendiri judulnya Topeng, karena salah satu mengikuti lomba harus membacakan puisi karya sendiri dan untuk babak finalnya membacakan puisi dari dewan juri judulnya Karawang – Bekasi karya Chairil Anwar.

Ini puisinya…



Kami yang kini terbaring antara Karawang-Bekasi
Tidak bisa teriak "Merdeka" dan angkat senjata lagi
Tapi siapakah yang tidak lagi mendengar deru kami
Terbayang kami maju dan berdegap hati?
Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
Kami mati muda. Yang tinggal tulang diliputi debu
Kenang, kenanglah kami
Kami sudah coba apa yang kami bisa
Tapi kerja belum selesai, belum apa-apa
Kami sudah beri kami punya jiwa
Kerja belum selesai, belum bisa memperhitungkan arti 4-5 ribu jiwa
Kami cuma tulang-tulang berserakan
Tapi adalah kepunyaanmu
Kaulah lagi yang tentukan nilai tulang-tulang berserakan
Ataukah jiwa kami melayang untuk kemerdekaan, kemenangan dan harapan
Atau tidak untuk apa-apa
Kami tidak tahu, kami tidak bisa lagi berkata
Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
Kenang-kenanglah kami
Menjaga Bung Karno
Menjaga Bung Hatta
Menjaga Bung Syahrir
Kami sekarang mayat
Berilah kami arti
Berjagalah terus di garis batas pernyataan dan impian
Kenang-kenanglah kami
Yang tinggal tulang-tulang diliputi debu
Beribu kami terbaring antara Karawang-Bekasi

Karya Chairil Anwar

Related Articles

0 comments:

Post a Comment

Powered by Blogger.

Pages