Tuesday 23 September 2014

Cerpen - Alur Waktu Part 2

19 September

            Terik matahari membangunkanku, perutku lapar, tubuhku serasa mau remuk. Entah apa yang telah terjadi semalam, aku lupa.
“Aku ingat, sial, ternyata yang semalam bukan mimpi. Terserah apa yang telah terjadi semalam, aku tak peduli”. Kuputar kepalaku, kulihat ada bangunan kuno yang masih berdiri tegak. Namun sayang, orang-orang mungkin tak akan mengenalinya, sulur-sulur dan semak belukar menutupi permukaannya. 
        Sudah sepekan terakhir ini, setiap malam aku selalu mengalami hal-hal aneh, lalu saat terbangun keesokan harinya aku berada di tempat yang berbeda-beda. Kakiku melangkah perlahan masuk ke dalam bangunan kuno tersebut, indah, di dalamnya sama sekali  tak ada sulur maupun belukar. Tapi, ini bener-benar ruangan yang indah. Ada empat kursi berjajar di ujung ruangan ini. Apakah ini ruang tahta?! Ada kolam air mancur di tengah ruangan. Airnya jernih, kulihat wajahku yang terpantul di kolam itu. Aku tersenyum, lalu kuambil air di kolam itu dengan tanganku lalu kuminum. Tapi kepalaku menjadi pusing dan.. bruk.. tubuhku menghantam lantai bangunan yang dingin.


Related Articles

0 comments:

Post a Comment

Powered by Blogger.

Pages